Seorang Pemimpin Hendaknya MemiIiki Dua Hati

Dibaca dari segi judul saja, jelas banyak yang protes kepada saya. Tentu saja yang paling utama adalah kaum perempuan. Bisa saja saya dicap salah satu orang yang sependapat pemimpin yang memiliki lebih dari satu istri.



Sebagian lagi mungkin saya dicap sebagai orang yang sependapat dengan pemimpin yang tidak memiliki kosistensi, yang bisa dibilang selalu kesana- kemari dan tidak tegas. Namun ijinkan saya untuk menjelaskan prihal pemahaman seorang pemimpin hendaknya memiliki dua hati.

Mungkin jika saya tidak salah ingat ada seorang pujangga ternama yaitu Kahlil Gibran pernah mengatakan dalam tulisannya.  Seorang pemimpin hendaknya memiliki dua hati, satu hati untuk tegar dalam menghadapi situasi terburuk sekalipun dan satu hatinya lagi untuk menangis. Mengapa demikian? Menurut pemikiran saya seorang pemimpin itu tidak perlu menunjukan sisi emosionalnya kepada bawahannya. Entah itu dalam keadaan bahagia, entah itu dalam keadaan sedih, entah itu dalam keadaan marah ataupun dalam keadaan curiga. Sekilas memang terlihat tidak manusiawi. Tapi saya sepakat tentang hal itu.

Menurut pribadi saya seorang pemimpin itu adalah puncak. Dimana tempat untuk mengadu bawahannya, jika sedang mengalami kesusahan. Atau hal terburuk barang kali seorang pemimpin itu ibarat tong sampah, tempat bagi curhatan bawahannya. Tidak ada kata mengeluh.

Seorang pemimpin hendaknya memelihara sebuah harapan betapapun tidak mungkinya situasi yang dihadapi oleh kelompoknya. Dan jika diperlukan untuk berbohong sekalipun harapan harus tetap dikobarkan, sebab tanpa adanya sebuah harapan manusia tidak akan bisa bertahan hidup.

Saya teringat oleh sebuah puisi yang dilontarkan oleh Bung Karno dan kembali terusik dengan pendapat Kahlil Gibran tersebut. Di tengah hingar bingar puja puji rakyat dan dunia kepadanya. Akan tetapi Bung Karno ternyata memiliki sisi yang sangat rapuh. Hanya saja Bung Karno tidak pernah menunjukan kepada rakyatnya masa itu.

Tidak habis terbayangkan oleh saya. Ditengah-tengah dia harus menjaga nyala api semangat rakyatnya untuk berjuang habis-habisan demi melawan setiap penjajahan di Negeri ini. Dibalik semua itu dia menahan sisi manusiawi nya , serapat –rapat nya dalam sebuah puisi. “Ya hanya sebuah puisi.”


Share this article please, on :
Share on fb Tweet Share on G+

0 Response to "Seorang Pemimpin Hendaknya MemiIiki Dua Hati"

Post a Comment